Keputusan antara membeli rumah atau berinvestasi di saham bergantung pada situasi keuangan dan tujuan jangka panjang seseorang. Setiap orang memiliki tujuan hidup dan profile risiko masing-masing. Nah untuk itu kita harus tahu kita orang yang seperti apa dan bagaimana kondisi kita saat ini serta proyeksi masa depan kita 5-20 tahun kemudian.
Disclaimer : Artikel ini merupakan sebuah opini penulis. Situasi dan kondisi setiap orang berbeda satu sama lain. Setiap keputusan yang kita ambil selalu ada sisi positif dan negatifnya. Tergantung kita ingin menjalani kehidupan yang bagaimana.
Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu Anda dalam memilih:
1. Tujuan
Jika tujuan jangka panjang anda adalah untuk memiliki tempat tinggal yang stabil dan aman untuk tinggal, maka membeli rumah mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Ketika ada sudah mempunyai pasangan hidup dan ingin memulai kehidupan berkeluarga, memiliki sebuah rumah mungkin adalah sebuah opsi yang baik.
Diskusikan lagi dengan pasangan anda, bagaimana hidup yang ingin kalian jalani. Apakah kalian suka hidup no maden (berpindah-pindah kota)? atau pekerjaan anda mengharuskan anda terus-menerus pindah kota? Jika sering berpindah kota, memiliki sebuah rumah terkadang bukan hal yang terlalu bijak. Kecuali rumah tersebut hanya untuk investasi dan berasal dari uang anda yang sangat 'berlebih'.
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan di atas, lalu jawab dengan jujur.
Bagaimana dengan seseorang yang belum memiliki pasangan?
Balik lagi, terkadang daripada bingung membeli saham apa dan tidak nyaman dengan investasi saham jangka panjang serta tidak yakin akan kompetensi diri dalam investasi, tidak ada salahnya untuk membeli rumah. Daripada terjerat dalam investasi bodong? ya kan?
Coba evaluasi hasil investasi anda selama ini, jangan buru-buru dalam mengambil keputusan. Baru setahun cuan di saham, langsung memutuskan untuk all in. Padahal waktu itu memang pasar saham sedang Bullish. Ketika tahun selanjutnya, ternyata pasar berbalik arah menjadi turun (bearish), dan merasa bahwa semua saham adalah sama, yaitu akan turun juga. Akhirnya stress dan menyalahkan orang lain.
2. Risiko
Investasi saham cenderung lebih berisiko daripada membeli rumah. Namun, dengan risiko yang lebih besar, potensi keuntungan yang lebih tinggi juga dapat diperoleh. Jika Anda merasa nyaman dengan risiko dan memiliki keahlian di pasar saham, investasi saham dapat menjadi pilihan yang menarik.
Tentunya keahlian yang dimaksud harus dilatih bertahun-tahun. Anda harus mencoba cari tahu, anda orang yang bagaimana dalam berinvestasi?
Apakah Anda seorang Day Trader, Swing Trader, Trader Mingguan, atau Investor Jangka Panjang ?
Membeli rumah bukan berarti tidak beresiko. Bisa saja anda tidak teliti, sehingga membeli rumah yang bersengketa. Kasus ini bisa memakan banyak biaya dan waktu anda. Jangan mudah tergiur dengan promo atau broker properti anda yang hanya manis di depan saja.
Bisa saja anda salah dalam membeli rumah dengan lokasi yang tidak bagus, sehingga nilai rumah anda menjadi tidak berkembang siginifikan.
Membeli rumah dengan mengambil Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), juga memiliki resiko. Apakah anda yakin memiliki penghasilan yang stabil dan mampu membayar hutang KPR anda selama masa utang tersebut? Sementara jika kita membeli saham-saham bagus, uang anda bisa mengalami floating loss. Namun bukan tidak mungkin ketika anda mendapat bagger, bahkan anda bisa membeli rumah secara cash.
3. Biaya
Memiliki rumah membutuhkan biaya yang signifikan, termasuk uang muka (DP), biaya kredit, dan biaya perawatan rumah. Hal ini bisa menguras kantong anda secara maksimal. Biaya renovasi dan maintenance rumah juga tidak murah.
Namun, rumah juga dapat menjadi investasi jangka panjang yang baik karena keuntungan capital gain. Harga tanah dan bangunan akan terus naik karena manusia semakin banyak dan kebutuhan akan tempat tinggal pasti selalu tinggi.
Bagaimana dengan investasi saham?
Investasi saham memiliki biaya yang lebih rendah dan dapat memberikan keuntungan yang lebih cepat.
4. Likuiditas
Investasi saham lebih likuid daripada rumah, yang berarti Anda dapat menjual saham dengan cepat dan mudah jika Anda membutuhkan uang tunai. Namun, menjual rumah dapat memakan waktu dan biaya yang lebih besar.
Saham memiliki likuiditas yang lebih baik dari properti. Jangan sampai anda punya rumah dan kelihatan keren, tapi hidup anda menjadi sangat susah dan kere. Sampai ngutang sana sini, mulai pinjam dari pinjol, dll.
5. Diversifikasi
Dalam investasi, diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Jika Anda memiliki aset yang cukup besar, membeli rumah dan berinvestasi di saham dapat menjadi pilihan yang baik untuk memperoleh diversifikasi dalam portofolio Anda. Bijaklah dalam mengatur aset anda. Jangan sampai uang hasil kerja keras kita, habis karena kurangnya pengetahuan yang kita miliki.
Kesimpulannya, baik membeli rumah atau berinvestasi saham memiliki keuntungan dan risiko masing-masing. Anda harus mempertimbangkan situasi keuangan Anda, tujuan jangka panjang, risiko, biaya, likuiditas, dan diversifikasi sebelum membuat keputusan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan untuk membantu Anda dalam memilih pilihan yang terbaik untuk Anda.
Komentar
Posting Komentar